Arbain Nawawi #1 - Pentingnya Niat Dalam Setiap Amal Perbuatan
Kitab Arbain Nawawi, yang dikarang oleh Imam Yahya bin Syarofuddin An-Nawawi (676 H/1277 M) ini adalah salah satu kitab yang masyhur dipelajari di kalangan pesantren karena isi kandunganya yang sangat kompleks dan hampir mencakup separuh permasalahan dalam agama. Pada hadits yang pertama ini menjelaskan tentang pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan.
Hadits ke-1
اَلْـحَدِیْثُ الْأَوَّلُ
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُـمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّـمَ يَقُوْلُ : إِنـَّمَا اْلأَعْـمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّـمَا لِكُلِّ امْـرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هـِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْـيَا يُصِيْبـُهَا أَوْ اِمْـرَأَةٍ يَنْـكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَـيْهِ
(رَوَاهُ إِمَامُ الْـمُحَدِّثِـيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُـحَمَّدُ بْنُ إِسْـمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَهْ الْبُخَارِيِّ وَاَبُو الْـحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْـحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ النَّيْسَابُورِيُّ فِي صَـحِيْحَيْهِمَا الَّذَيْنِ هُمَا أَصَـحُّ الْكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ)
Terjemah Hadits
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung kepada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang telah dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan".
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)
Penjelasan
Hadits diatas secara tegas menjelaskan tentang pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan. yang dimaksud perbuatan disini adalah setiap amalan ibadah yang membutuhkan niat. Karena niat juga merupakan keinginan dan kehendak hati. Setiap perbuatan buruk, niat baiknya tidak akan merubah buruknya perbuatan itu menjadi baik.
Sebelum lebih lanjut memahami masalah niat, mari kita mulai dengan firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 2:
ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
"Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, tidak lain supaya untuk menguji kamu sekalian, siapa diantara kamu sekalian yang paling bagus amalnya. Dan Allah dzat yang Maha Perkasa dan Maha Agung"
Dari keterangan ayat tersebut, menjelaskan bahwasanya muara dari adanya kematian dan kehidupan yang kita jalani di dunia ini, semata-mata dan tidak lain adalah untuk mengetahui seberapa bagus amal kita selama di dunia ini. Berbicara masalah amal pastinya kita tidak bisa lepas dari Ilmu dan Ikhlas. Artinya segala bentuk amal perbuatan pastilah kurang sempurna tampa disertai dengan ilmu dan ikhlas.
Ilmu yang dimaksud salah satunya adalah niat. Jika niat itu baik maka setidaksempurnanya perbuatan itu akan menjadi baik pula, begitupun sebaliknya. Pemaslahan mendasar mungkin justru ada pada istilah dan definisi niat itu sendiri. Arti Niat menurut kamus bahasa Indonesia adalah "maksud atau tujuan suatu perbuatan", dan "kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu". Sedangkan menutrut bahasa arab, Niat adalah:
قَصْدُ الشَّيْء مُقْتَرِنًا بِفِعْلِهِ
"(Niat adalah) Menyengaja sesuatu, disertai dengan perbuatan (atas niatnya)"
Sekilah kalau kita cermati perbedaan arti niat dalam kamus bahasa Indonesia dan juga menurut bahasa arab, ada perbedaan yang mana dalam;
- Bahasa Indonesia : "lebih condong pada niat dalam arti sempit, yakni hanya sekedar ada niat, maksud ataupun tujuan tanpa ada titik berat pada perbuatan yang di niatkan tersebut.
- Bahas Arab : Lebih condong pada arti niat dalam arti luas, yakni tidak hanya sekedar niat saja yang harus dikedepankan akan tetapi perbuatan dari nita itu pun harus dilaksanakan.
Seperti contoh seseorang berniat akan menunaikan sholat, (arti niat dalam bahasa arab) seseorang tidak bisa dianggap "sudah niat menunaikan sholat" kalau hanya niat saja dalam hati akan tetapi tidak bisa menunaikan perbuatan sholat itu sendiri. hal ini bebeda kalau kita lihat makna niat dalam bahasa Indonesia sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
Baca Juga
Catatan Penting
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata: "Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh". Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata: Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Asbabun Nuzul hadits ini adalah: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais)
Sekian catatan kecil yang kami kutib dari kitab Arbain Nawawi hadist pertama yang menjelaskan tentang pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan. Semoga bisa menambah semangat kita dalam belajar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin.
Wallohul Ilaa Aqwamit Thoriiq
Wassalamu'alaikum, Wr. Wb.
Post a Comment for "Arbain Nawawi #1 - Pentingnya Niat Dalam Setiap Amal Perbuatan "
Post a Comment