Kiat Menata Hati Dan Nafsu Menurut Imam Al-Ghozali

Kiat Menata Hati Dan Nafsu Menurut Imam Al-Ghozali

Bidayatul Hidayah, Muqoddimah ke-1 dalam kitab Bidayatul Hidayah, tentang kiat dan cara-cara menata hati dan nafsu. Sebuah intisari penting yang harus dijadikan pegangan oleh setiap muslim yang sedang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu yang semata-mata hanya untuk menggapai ridho dari Allah SWT.

Alhamdulillah, sebagai ummat Islam, kita dituntut “cerdas” dalam menyikapi ajaran agama yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, baik itu dalam hal Fiqh. Ibadah maupun Muamalah pada aspek politik, sosial dan budaya. Pada tulisan pertama ini kami ingin memulai dari konsep yang dibawa oleh salah seorang ulama’ besar yang juga beliau disebut sebagai “hujjah” nya orang islam yakni Imam Al-Ghozali Rahimahullahu Ta’ala dalam salah satu kitab beliah yang terkenal yakni kitab Bidayatul Hidayah.

Dalam memulai tulisan kitabnya Imamuna al-Ghozali mengawali tulisanya dengan bismillahirrahmaanirrahiim, hal ini tentulah berlaku pada setiap amalan yang hendak kita lakukan seyogyanya kita mulai dengan kalimah bismillah, supaya hati dan niat kita senantiasa bertujuan semata-mata karena Allah dan supaya mendapat Hidayah dari Allah SWT Amiin.

Imam al-Ghozali menulis dalam kitabnya Bidayatul Hidayah, bahwa;

(امابعد) فَاعْلَمْ اَيُّهَا الْحَرِيص الْمُقْبِلُ عَلىَ اقْتِبَاسِ الْعِلْمِ المُظْهِر مِن نَفْسِهِ صِدقِ الرّغْبَةِ وفرْطَ التعطُّسِ اِلَيْه، اِنك اِنْ كُنْتَ تقْصِد بِطَلَبِ الْعِلْمِ الْمُنَافَسَةَ والْمُبَاهَاةَ والتَّقدُّمَ على اْلأَقْرَانِ واسْتِمالةَ وُجوهِ الناسِ اليك وجمعَ خُطَامِ الدُّنْيَا ، فَاَنْتَ ساعٍ في هَدْمِ دينك واِهلاكِ نفسك وَبيْعِ أخرتك بدنياك ، فَصَفْقَتُكَ خَاسِرَةٌ وتجارتك بائرة ومُعَلِّمُكَ مُعين لك على عِصْيانك وشريك لك في خُسْرَانِكَ وهو كبائعِ سيفٍ من قاطِعِ طريقٍ

"Ketahuilah wahai manusia yang ingin mendapatkan curahan ilmu, yang betul betul berharap dan sangat haus kepada ilmu, bahwa jika engkau menuntut ilmu hanya;

  • Untuk bersaing;
  • Berbangga-banggaan;
  • Mengalahkan teman sejawat;
  • Meraih simpati orang lain dan;
  • Menjual akhirat dengan dunia;

Maka sesungguhnya engkau sedang berusaha untuk;

  • Menghancurkan agamamu;
  • Membinasakan dirimu, dan;
  • Menjual akhirat dengan dunia;

Dengan ini engkau akan mengalami suatu kegagalan, perniagaan danperdaganganmu akn merugi, dan secara tidak langsung gurumu telah membantumu dalam berbuat maksiat serta gurumu juga turut menjadi sekutumu dalam kerugian tersebut. Imam Ghozali mengibaratkan bahwa "guru" itu seperti seoorang yang sedang menjual pedang bagi sekawanan perampok di jalanan.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

كما قال صلى الله عليه وسلم: مَنْ اَعَانَ عَلىَ مَعْصِيَةٍ وَلَوْ بِشَرْطِ كَلِمَةٍ كَانَ شَرِيْكًا لَهُ فِيْهَا

“Siapa yang membantu atas terwujudnya suatu perbuatan maksiyat walaupun hanya dengan sepatah kata, maka ia sudah menjadi sekutu baginya dalam perbuatan tersebut”


Akan tetapi Jika niat dan maksudmu dalam menuntut ilmu semata-mata untuk mendapatkan hidayah, bukan sekedar mengetahui riwayat atau untuk pandai berbicara, maka bergembiralah. Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untukmu dan ikan-ikan paus memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha.

Menurut ImamAl-Ghozali, kita juga harus tahu dan bisa memahami bahwa "hidayah" itu adalah "buah dari ilmu pengetahuan". Hidayah itu ada permulaan (بداية) dan kesudahan / akhir (نهاية) serta aspek lahir dan batin. Untuk mencapai titik akhir tersebut, permulaanya harus tersusun rapi. Begitupula untuk menyingkap aspek batinya harus diketahui terlebih dahulu aspek lahirnya supaya mudah dalam perjalanan mencari hidayah Allah SWT.

Kiranya cakupan dari nasihat Imam al-Ghozali dalam muqoddimahnya tersebut betul-betul ingin mengingatkan kepada seluruh kaum muslimin betapa pentingnya menjaga niat dalam hatinya supaya tidak terlena dengan sesuatu apapun selain bertujuan hanya semata-mata mencari Hidayah dari Allah SWT.

Kalau kita kembalikan kepada pribadi kita masing-masing, mungkin kami sendiri masih belum sepenuhnya bisa mengendalikan niat sebagimana seperti yang telah dianjurkan oleh Imamuna Al-Ghozali tersebut diatas. Akan tetapi selama kita masih mau berusaha dan selalu ingin menata niat yang bagus, InsyaAllah Allah pasti memudahkan kita dalam memulai menggapai hidayah Allah dan tentunya sebatas pengalaman penulis, segala sesuatu yang ada dalam diri kita akan ikut berubah seiring dengan bagusnya niat kita. Amin.

Oleh karena itu semoga kita semua dimudahkan dalam segala hal untuk menggapai Hidayah Allah SWT dengan mengikuti tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan juga para Ulama’ salah satunya Hujjatul Muslimin Imamuna Al-Ghozali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah ini. Dan semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan kepada kita khususnya bagi para santri dan pelajar yang sedang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan belajar untuk menata hati dan nafsu dalam menggapai ridlo ilahi, Amin.

Disadur dari Kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al-Ghozali


Post a Comment for "Kiat Menata Hati Dan Nafsu Menurut Imam Al-Ghozali"