Penting! Terapkan Akhlak Sejak Dini Pada Anak
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sahabat semua yang senantiasa selalu dirahmati olaeh Allah SWT…
Beberapa hari yang lalu, waktu lagi menikmati secangkir kopi di sebuah warung yang terletak di desa sebelah, yang mana diwarung itu terlihat beberapa orang yang sama-sama lagi menikmati secangkir kopi juga, kamipun ikut nimbrung di warung tersebut bersama orang-orang penghuni warung… diantaranya ada Kang Parjo, Kang Tarmin, Kang Pi’i dan Kang Widiyanto.
Sambil “menyeruput” secangkir kopi dan sesekali menikmati sebatang rorkok, tiba-tiba kang Parjo mencoba untuk mengawali pembicaraan (diskusi) kecil. Kemudian diskusi kecil ini pun berlanjut…
Kang Parjo mengawali pembicaraannya dengan berkata
“Mas, mas, semua..kan tahu, kalau anak saya itu nakal. Dan memang terkenal nakal dan seringkali bikin ulah, onar dan bahkan membuat beberapa warga di kampung kita resah karena kenakalanya. Bahakan saya (bapaknya sendiri) tidak mempan menasehatinya.
Kang Parjo pun melanjutkan pembicaraanya “Kiran-kira menurut sampean semua, adakah cara yang lain supaya anak saya bisa berubah baik dan bisa merubah kebiasaan-kebiasaan jeleknya?” Kami semua pun sejenak terdiam.
Tak lama kemuadian kang Tarmin pun ikut menyahuti dengan mengatakan “Kang Parjo, kalau menurut saya, Harta, Istri dan anak-anak itu semua adalah cobaan / ujian dari Allah. Kang Parjo yang sabar ya.. bisa saja ini memang takdir kehendak Allah. Kalau kang Parjo bisa menjalainya dengan sabar… saya kira tidak masalah asalkan kang Paro sudah berusaha semaksimal mungkin” ucap kang Tarmin. Kang Parjo pun terdiam sambil menganggukkan kepala dan merenungkan apa yang telah ia dengar dari ucapan kang Tarmin.
“Ia ya.. kenapa saya ikut susah. Kan semua sudah ditakdirkan oleh Allah” ucap kang Parjo.
Tiba-tiba kang Pi’i pun ikut ngomong dalam logat jawanya yang
khas
“Gak iso Jo… anak kuwi opo jare wong tuwo… lha awakmu gak eleng biyen ta? Biyen nakalmu koyok opo? Nemen ndi karo anakmu sak iki?” ucap kang Pi’i. kang Parjo pun bingung dan meng-iya-kan sambil menganggukkan kepala setelah mendengar sindiran dari temanya kan Pi’i tadi…
Suasana making hening… tiba-tiba si mbah yang punya warung pun ikut berbicara mencarikan solusi buat pelangganya yang lagi susah itu (kang Parjo). Si mbah itupun mulai berbicara panjang lebar memberi nasehat kepada kang Parjo. Kang Parjo pun semakin khusyu’ menyimak setiap kata yang diucapkan oleh si mbah pemilik warung ini. Sampai pada akhirnya si Mbah itu pun bercerita kepada kang Parjo.
Parjo, rungokne (dengarkan) cerita ini ya.. kalau kamu faham, kamu akan mengerti dan bisa menjawab masalah kenakalan anakmu yang selama ini membuatmu resah. Kang Parjo makin terdiam…
Si Mbah pun melanjutkan ceritanya…
Seorang Ulama yang bernama “Umar Ibnu Ahmad Barja – dalam kitab Akhlaq lil Banin - Juz 1,” menceritakan
>Ada sebuah cerita, seorang anak yang bernama ahmad, dia masih kecil, akan tetapi dia berakhlaq mulia. Uleh karena itu, ayahnya sangat sayang padanya. Dia termasuk anak yang sangat besar rasa ingin tahunya, sehingga suka bertanya kepada ayahnya terhadap suatu hal yang ia tidak mengerti.
"Di suatu hari, ia dan ayahnya jalan-jalan di kebun. Disana ia melihat pohon yang berbunga dan indah, akan tetapi dahangnya bengkok. Lalu Ahmad bertanya kepada Ayahnya;
Ahmad : “Pohon ini sungguh indah, akan tetapi kenapa dahanya bengkok, wahai Ayah?”
Ayah : “Itu karena tukang kebunya tidak tidak memperhatikan lurusnya dahang pohon ini sejak kecil, maka jadilah ia bengkok”
Ahmad : “Kalau kita luruskan sekarang bagaimana?”
Ayah : “Hal itu tidak mungkin anakku, karena pohon ini sudah besar dan kuat dahangnya”
Begitu juga seorang anak yang tidak diajarkan akhlaq yang baik, akan sangat sulit mendidiknya ketika ia sudah besar, ucap si Mbah mengakhiri ceritanya sambil berjalan pelan meninggalkan kami yang lagi asyik termenung memahami makna dari cerita si mbah tadi.
Kang Parjo pun merasa yankin dan mulai memahami kenapa anaknya begitu nakal dan tidak mempunya akhlaq yang baik. Lama kami
semua diam termenung, tiba-tiba Kang Widianto yang dari tadi khusyu’ mendengarkan berkata :
“mongo-mongo, disruput kopine.. “
serentak kami semua pun sadar dan mulai mengambil secangkir kopi dan “menyeruputnya” sruput.. sruput…
ALHAMDULILLAH. (bersambung)
📚Pentingnya Akhlaq Sejak Dini
📚Ngaji bareng karo ngopi☕
💟Jaga hati, ☝jaga dikiran, 👍 ayo berbuat baik!
Post a Comment for "Penting! Terapkan Akhlak Sejak Dini Pada Anak"
Post a Comment